Sabtu, 19 Januari 2013

Penyesalan Hati Tak Dapat Ku Hindari


Penyesalan Hati Tak Dapat Ku Hindari

                Sherrly, itulah nama panggilanku. Aku  duduk di bangku SMA kelas XI. Orang tuaku sudah tak memperdulikanku semenjak anak kesayangan mereka yaitu Bella ( adikku ) meninggal sekitar 2 bulan lalu. Mungkin mereka sudah tak mengakuiku karna mereka pikir, aku adalah penyebab kematian Bella. Sempat kecewa, tapi buat apa selalu terpuruk dalam kesedihan. Hanya dorongan dan motivasi teman-teman yang membuatku masih bertahan sampai saat ini. Dan yang paling membuatku semangat hidup adalah kekasih terbaikku. “Johan” namanya. Sudah 1 tahun hubungan ini berjalan. Tak ada gangguan yang berarti dalam menjalani suatu hubungan. Karena kedua orangtuaku mengusirku dari rumah, sekarang aku menyewa sebuah kontrakan sederhana di jalan Kenanga nomor 7 Jakarta selatan. Itupun kontrakan milik teman dari ayahnya Johan.
            Pagi yang cerah untuk awal masuk sekolah, setelah selesainya libur panjang. Beberapa langkah pendek terdengar di ruang guru yang tengah mendekatiku.
“Sherrly, kamu sudah menunggak pembayaran uang gedung sekolah. Harap secepatnya segera melunasi ya,” Kata Bu Renata ( guru wali kelasku )
“iyaa bu,akan saya usahakan untuk melunasi. Terimakasih ya  bu” jawabku sedikit bingung harus melunasinya dengan apa.
            Sepulang sekolah, aku mencoba untuk melamar pekerjaan untuk segera mendapatkan uang. Tapi, tak ada yang mau menerimaku walauupun itu hanya pekerjaan buruh cuci. Selang beberapa jam, belum juga ada orang yang ikhlas menerima aku untuk bekerja di tempatnya. Merasa sedikiit lelah, akupun duduk di sebuah taman sembari berfikir. “Oh ya… gimana kalo aku pinjam uang Johan untuk membayar uang gedung. Kan Cuma minjam, ntar juga di balikin.” (pikirku dalam hati)
            Malam sekitar pukul 7, kebetulan Johan ke rumahku. Langsung saja aku memulai percakapan degannya.
“sayang, aku boleh nanya gak ?” kataku
“tanya apa, silahkan.” Jawabnya lumayan cuek. Dia itu memang orang nya rada cuek.
“tadi, bu renata bilang sama aku, kalau uang gedungku nunggak. Aku sudah coba cari uang buat bayar, tapi masih belum cukup. Kamu mau nggak aku pinnjam uang kamu ? plisss… kan Cuma pinjam, ntar juga aku kembaliin kok J” senyum lebar berusaha ku pesonakan kepada Johan, seperti tanda rayuan, hehe.
“ya ampun, kok kamu nggak bilang si say, emangnya butuh berapa ?” sahutnya
“Cuma 2juta, emangnya boleh ? maaf jadi ngrepotin kamu, secara aku kan udah pisah sama mama papa. Jadi semuanya harus aku sendiri yang tanggung” kataku sedikit curhat
“oh.. Cuma segitu. Iya, aku bakal bantuin kamu, besok uangnya aku bawa ke sekkolah ya, aku turut bersedih, kamu di usir sama mama papa kamu” jawab Johan
“makasih banyak ya say… aku ga tau deh, kalau ga ada kamu J
            Keesokan harinya, aku dan Johan sudah janji ketemuan di perpustakaan sekolah tepat jam istirahat kedua. Setelah bel berubunyi (tanda bel istirahat ke dua) aku segera mennuju ke perpus. Setibanya disana, tengah terlihat Johan sedang membaca sebuah buku kisah tentang para ilmuwan (kesuaannya).
“hay sayang, udah nuggu lama ya” mulaiku
“hay juga, nggak kok, baru aja, oya nih uanng untuk membayar uang gedung kamu, 2juta kan ? nih” sahutnya
“oh, wah makasih yah say, kamu baik banget deh mau bayarin uang gedungku” kataku gembira
            Di tengah obrolanku dengan Johan,terlihat Cherry (teman sekolahku) sedang menguping pembicaraanku.
“ih, ga punya malu banget sih. Masa uang gedung aja minta sama pacar. Ati-ati tuh Han, bisa bisa kamu di porotin terus-terusan sama si Sherrly.” Kata cherry memotong pembicaraan
“di  porotin ? kayanya kamu tuh yang bakat morotin uang orang.” Sambung Johan
“kamu kok jahat banget sih sama aku cherr, memangnya aku punya masalah sama kamu? Enggak kan” jawabku mulai meninggikan nada
“heh. Asal lo berdua tau ya. Semenjak aku putus sama kamu, Johan. Aku tuh nyesel banget, aku pengen kita balikan. Kamu mau kan Johan ?” kata cherry
“Balikan ?? hey… asal kamu mau tau juga cherry. Aku tuh udah ga sayang sama kamu. Jangankan sayang, suka aja udah nggak. Mendingan kkamu cari cowo yang lebih tajir dariku. Supaya kamu bisa morotin uangnya. Oke kan” Ledek Johan pada Cherry.
“kurang ajar! Aku bakal buktiin sama kamu kalau sherrly itu bisanya Cuma morotin uang kamu Johan.” Katanya (cherry)
“oke sip. Buktiin aja,” sahut Johan kembali.
            Bel masuk telah di bunyikan, kini saatnya aku dan Johan masuk kelas masing-masing karena kelaas kita berbeda. Dia kakak kelasku. Sedikit lebih tua 1 tahun dariku.
            Pelajaranpun dimulai. Di tengah pelajaran berlangsung, sempat aku memikirkan omongan cherry tadi di perpus. Aku tak bermaksud, Cuma keadaan yang memaksaku untuk memminta bantuan Johan. Sedekar itu.
             Beberapa menit kemudian, bel pulang sekolah telah berbunyi. Tengah Johan sedang menungguku di depan pintu kelaas.
“pulang yuk” ajaknya
“nanti ya, sebentar, aku beresin dulu buku-bukunya.” Sahutku
            Di perjalanan aku hanya terdiam, diam dan membisu. Johanpun sama. Tak lama, johanpun memulai percakapan.
“hari ini kan malam minggu. Sayang, Nanti malam kita jalan yuk ?” kata Johan
“ayuk.” Jawabku mengiyakan
            Malam sekitar pukul 7 Johan siap menjemputku. Bergegas keluar rumah, dan kita berangkat ke salah satu Mall di Jakarta. Sesampainya ku disana, aku dan Johan jalan-jalan menikmati pemandangan sekitar. Banyak baju-baju bagus disana.
“kamu mau beli apa say” kata Johan
“nggak, aku nggak punya uang.” Jawabku singkat
“haaha. Kamu tenang aja, kan ada aku. Kamu tinggal pilih aaja yang kamu suka. Nanti aku yang bayar.”
“seius sayang ???” tanyaku shock tapi sedikit senang
            Langsung saja aku pilih baju-baju yang kusuka dan beberapa sepatu dan tas yang kupilih.
Setelah Johan membayar semua belanjaanku, kita pergi ke sebuah restaurant. Selesai makan, kitapun pulang.
Sesampainya aku di rumah, tak lama beberapa saat kemudian, Johan mengirim pesan singkat kepadaku. Yang berisi => “sayang, maaf ya aku ngomong ini, bagiku sulit tapi ini harus ku katakan sama kamu. Perusahaan papahku bangkrut. Dan sekarang semua mobil papah di sita. Aku mau nagih uang 2 juta yang kamu pinjam kemarin. Tolong ya segera kembaliin, aku perlu uang buat bikin usaha baru untuk ngebantu papah, makasih yaa”
Itulah pesan singkat Johan. Aku benarr-benar bingung. Tak ada jalan lain, aku harus cari bantuan. Kebetulan besok hari minggu. Aku harus cari pekerjaan. Sekarang aku harus tidur supaya besok bisa bangun lebih awal.
Keesokan harinya,
“bu… saya boleh ngelamar pekerjaan di sini ?”
“oh maaf de, disini lagi tidak ada lowongan pekerjaan.” Jawab ibu-ibu yang ku tanyai.
Begitulah jawaban setiap orang yang ku kunjungi.
Di tengah perjalanan, Riko tengah menghampiriku.
“hey Sherrly, lagi ngapain duduk bengong sendirian. Nanti cantiknya hilang loh” kata Riko
“emm… enggak, Cuma bingung aja mau cari uang dimana lagi. Soalnya aku lagi butuh banget uang buat ngembaliin uangnya Johan yang ku pinjam.” Jawabk u sedikit bercerita.
“oh Cuma masalah uang kok di repotin. Aku bisa kok bantu kamu, tapi ada syaratnya.”
“syarat apa ????” jawabku penasaran.
“syaratnya gampang. Kamu harus foto sama aku, yah itung-itung aku kan mau pergi ke luar negeri ikut papah, sekedar buat kenan-kenangan aja, mau nggak ? yah itu sih kalo kamu mau, kalo nggak mau ya udah, aku nggak bisa bantu kamu.”
“gimana ya Ko, ya udah deh aku mau. Beneran kan Cuma foto doang,” jawabku
“iya, Cuma foto doang kok.”
            Aku dan Rikopun foto bersama.
            Hari ini hari senin. Aku tengah bersiap untuk berangkat ke sekolah. Setibanya ku di sekolah, ada banyak orang yang berkumpul di papan pengumuman sekolah. Dan banyak orang yang sesekali melihat wajahku. Termasuk Johan. “Astaga… ada apa ini? “ tanyaku dalam hati.
Tengah Johan menghampiriku.
“apa-aapa’an ini Sherr ? kamu mau selingkuh di belakang aku ! jawab.” Kata pertama yang terlontar di mulut Johan, kekasihku.
“apa maksudmu sayang, aku nggak ngerti.”
“nih, liat ! kamu brani-braninya foto mesra sama cowo lain tanpa sepengetahuanku.” Johan terlihat kecewa.
“aku.. a.. aku,,, gak tau. Aku Cuma, Cuma sekedar foto biasa aja sama Riko untuk kenang-kenangan.
“kamu ga perlu jelasin apapun sama aku. Aku benar-benar kecewa sama kamu.” Kata johann benar-benar tak percaya pada penjelasanku.
“aku Cuma berusaha cari bantuan buat ngembaliin uang kamu yang aku pinjam sayang. Dan Riko dating di waktu yang tepat.  Dia yang bantu aku cari uang dan syaaratnya hanya foto” jelasku
“oh.. bagus kamu ya. Udah latian jadi pelacur rupanya. Mulai sekarang, ga usah panggil sayang dan kita PUTUS !”
“haaaaa… aku bener-bener ga seperti yang kamu bayangin Johan.”
            Tanpa mendengar sedikit kata-kataku, langsung saja Johan pergi meninggalkanku. Di tengah jalannya, Cherry menghampiri Johan.
“apa yang ku bilang itu emang bener kan Johan. Si sherrly itu Cuma mau morotin uang kamu doang. Sekarang aku udah bisa buktiin kan” kaata Cherry.
“iya, ternyata omongan kamu ada benarnya. Aku kecewa sama Sherrly. Dia hanya morotin uang aku dan pergi sama cowo lain.” Jawab johan pada cherry.
“kalo gitu kamu mau ga balikan lagi sama aku, mau ya Johan” tanya cherry pada Johan
“kenapa nggak buat cewe secantik kamu”
           
            Aku yang melihat secara langsung Johan balikan sama Cherry. Sungguh mebuat hatiku hancur dan patah yang tak bisa kembali utuh. Aku sangat menyesal. Riko hanya menjebakku. L

Tidak ada komentar:

Posting Komentar