Penyesalan
Hati Tak Dapat Ku Hindari
Sherrly,
itulah nama panggilanku. Aku duduk di
bangku SMA kelas XI. Orang tuaku sudah tak memperdulikanku semenjak anak
kesayangan mereka yaitu Bella ( adikku ) meninggal sekitar 2 bulan lalu.
Mungkin mereka sudah tak mengakuiku karna mereka pikir, aku adalah penyebab
kematian Bella. Sempat kecewa, tapi buat apa selalu terpuruk dalam kesedihan.
Hanya dorongan dan motivasi teman-teman yang membuatku masih bertahan sampai
saat ini. Dan yang paling membuatku semangat hidup adalah kekasih terbaikku.
“Johan” namanya. Sudah 1 tahun hubungan ini berjalan. Tak ada gangguan yang
berarti dalam menjalani suatu hubungan. Karena kedua orangtuaku mengusirku dari
rumah, sekarang aku menyewa sebuah kontrakan sederhana di jalan Kenanga nomor 7
Jakarta selatan. Itupun kontrakan milik teman dari ayahnya Johan.
Pagi
yang cerah untuk awal masuk sekolah, setelah selesainya libur panjang. Beberapa
langkah pendek terdengar di ruang guru yang tengah mendekatiku.
“Sherrly, kamu sudah menunggak
pembayaran uang gedung sekolah. Harap secepatnya segera melunasi ya,” Kata Bu
Renata ( guru wali kelasku )
“iyaa bu,akan saya usahakan untuk
melunasi. Terimakasih ya bu” jawabku
sedikit bingung harus melunasinya dengan apa.
Sepulang
sekolah, aku mencoba untuk melamar pekerjaan untuk segera mendapatkan uang.
Tapi, tak ada yang mau menerimaku walauupun itu hanya pekerjaan buruh cuci.
Selang beberapa jam, belum juga ada orang yang ikhlas menerima aku untuk
bekerja di tempatnya. Merasa sedikiit lelah, akupun duduk di sebuah taman
sembari berfikir. “Oh ya… gimana kalo aku pinjam uang Johan untuk membayar uang
gedung. Kan Cuma minjam, ntar juga di balikin.” (pikirku dalam hati)
Malam
sekitar pukul 7, kebetulan Johan ke rumahku. Langsung saja aku memulai percakapan
degannya.
“sayang, aku boleh nanya gak ?”
kataku
“tanya apa, silahkan.” Jawabnya
lumayan cuek. Dia itu memang orang nya rada cuek.
“tadi, bu renata bilang sama aku,
kalau uang gedungku nunggak. Aku sudah coba cari uang buat bayar, tapi masih
belum cukup. Kamu mau nggak aku pinnjam uang kamu ? plisss… kan Cuma pinjam,
ntar juga aku kembaliin kok J” senyum lebar berusaha ku pesonakan kepada Johan,
seperti tanda rayuan, hehe.
“ya ampun, kok kamu nggak bilang si
say, emangnya butuh berapa ?” sahutnya
“Cuma 2juta, emangnya boleh ? maaf
jadi ngrepotin kamu, secara aku kan udah pisah sama mama papa. Jadi semuanya
harus aku sendiri yang tanggung” kataku sedikit curhat
“oh.. Cuma segitu. Iya, aku bakal
bantuin kamu, besok uangnya aku bawa ke sekkolah ya, aku turut bersedih, kamu
di usir sama mama papa kamu” jawab Johan
“makasih banyak ya say… aku ga tau
deh, kalau ga ada kamu J”
Keesokan
harinya, aku dan Johan sudah janji ketemuan di perpustakaan sekolah tepat jam
istirahat kedua. Setelah bel berubunyi (tanda bel istirahat ke dua) aku segera
mennuju ke perpus. Setibanya disana, tengah terlihat Johan sedang membaca
sebuah buku kisah tentang para ilmuwan (kesuaannya).
“hay sayang, udah nuggu lama ya”
mulaiku
“hay juga, nggak kok, baru aja, oya
nih uanng untuk membayar uang gedung kamu, 2juta kan ? nih” sahutnya
“oh, wah makasih yah say, kamu baik
banget deh mau bayarin uang gedungku” kataku gembira
Di
tengah obrolanku dengan Johan,terlihat Cherry (teman sekolahku) sedang
menguping pembicaraanku.
“ih, ga punya malu banget sih. Masa
uang gedung aja minta sama pacar. Ati-ati tuh Han, bisa bisa kamu di porotin
terus-terusan sama si Sherrly.” Kata cherry memotong pembicaraan
“di
porotin ? kayanya kamu tuh yang bakat morotin uang orang.” Sambung Johan
“kamu kok jahat banget sih sama aku
cherr, memangnya aku punya masalah sama kamu? Enggak kan” jawabku mulai
meninggikan nada
“heh. Asal lo berdua tau ya.
Semenjak aku putus sama kamu, Johan. Aku tuh nyesel banget, aku pengen kita
balikan. Kamu mau kan Johan ?” kata cherry
“Balikan ?? hey… asal kamu mau tau
juga cherry. Aku tuh udah ga sayang sama kamu. Jangankan sayang, suka aja udah
nggak. Mendingan kkamu cari cowo yang lebih tajir dariku. Supaya kamu bisa
morotin uangnya. Oke kan” Ledek Johan pada Cherry.
“kurang ajar! Aku bakal buktiin sama
kamu kalau sherrly itu bisanya Cuma morotin uang kamu Johan.” Katanya (cherry)
“oke sip. Buktiin aja,” sahut Johan
kembali.
Bel
masuk telah di bunyikan, kini saatnya aku dan Johan masuk kelas masing-masing
karena kelaas kita berbeda. Dia kakak kelasku. Sedikit lebih tua 1 tahun
dariku.
Pelajaranpun
dimulai. Di tengah pelajaran berlangsung, sempat aku memikirkan omongan cherry
tadi di perpus. Aku tak bermaksud, Cuma keadaan yang memaksaku untuk memminta
bantuan Johan. Sedekar itu.
Beberapa menit kemudian, bel pulang sekolah
telah berbunyi. Tengah Johan sedang menungguku di depan pintu kelaas.
“pulang yuk” ajaknya
“nanti ya, sebentar, aku beresin
dulu buku-bukunya.” Sahutku
Di
perjalanan aku hanya terdiam, diam dan membisu. Johanpun sama. Tak lama,
johanpun memulai percakapan.
“hari ini kan malam minggu. Sayang,
Nanti malam kita jalan yuk ?” kata Johan
“ayuk.” Jawabku mengiyakan
Malam
sekitar pukul 7 Johan siap menjemputku. Bergegas keluar rumah, dan kita
berangkat ke salah satu Mall di Jakarta. Sesampainya ku disana, aku dan Johan
jalan-jalan menikmati pemandangan sekitar. Banyak baju-baju bagus disana.
“kamu mau beli apa say” kata Johan
“nggak, aku nggak punya uang.”
Jawabku singkat
“haaha. Kamu tenang aja, kan ada
aku. Kamu tinggal pilih aaja yang kamu suka. Nanti aku yang bayar.”
“seius sayang ???” tanyaku shock
tapi sedikit senang
Langsung
saja aku pilih baju-baju yang kusuka dan beberapa sepatu dan tas yang kupilih.
Setelah
Johan membayar semua belanjaanku, kita pergi ke sebuah restaurant. Selesai
makan, kitapun pulang.
Sesampainya
aku di rumah, tak lama beberapa saat kemudian, Johan mengirim pesan singkat
kepadaku. Yang berisi => “sayang, maaf ya aku ngomong ini, bagiku sulit tapi
ini harus ku katakan sama kamu. Perusahaan papahku bangkrut. Dan sekarang semua
mobil papah di sita. Aku mau nagih uang 2 juta yang kamu pinjam kemarin. Tolong
ya segera kembaliin, aku perlu uang buat bikin usaha baru untuk ngebantu papah,
makasih yaa”
Itulah
pesan singkat Johan. Aku benarr-benar bingung. Tak ada jalan lain, aku harus
cari bantuan. Kebetulan besok hari minggu. Aku harus cari pekerjaan. Sekarang
aku harus tidur supaya besok bisa bangun lebih awal.
Keesokan
harinya,
“bu… saya boleh ngelamar pekerjaan
di sini ?”
“oh maaf de, disini lagi tidak ada
lowongan pekerjaan.” Jawab ibu-ibu yang ku tanyai.
Begitulah jawaban setiap orang yang
ku kunjungi.
Di tengah perjalanan, Riko tengah
menghampiriku.
“hey Sherrly, lagi ngapain duduk
bengong sendirian. Nanti cantiknya hilang loh” kata Riko
“emm… enggak, Cuma bingung aja mau
cari uang dimana lagi. Soalnya aku lagi butuh banget uang buat ngembaliin
uangnya Johan yang ku pinjam.” Jawabk u sedikit bercerita.
“oh Cuma masalah uang kok di
repotin. Aku bisa kok bantu kamu, tapi ada syaratnya.”
“syarat apa ????” jawabku penasaran.
“syaratnya gampang. Kamu harus foto
sama aku, yah itung-itung aku kan mau pergi ke luar negeri ikut papah, sekedar
buat kenan-kenangan aja, mau nggak ? yah itu sih kalo kamu mau, kalo nggak mau
ya udah, aku nggak bisa bantu kamu.”
“gimana ya Ko, ya udah deh aku mau.
Beneran kan Cuma foto doang,” jawabku
“iya, Cuma foto doang kok.”
Aku
dan Rikopun foto bersama.
Hari
ini hari senin. Aku tengah bersiap untuk berangkat ke sekolah. Setibanya ku di
sekolah, ada banyak orang yang berkumpul di papan pengumuman sekolah. Dan
banyak orang yang sesekali melihat wajahku. Termasuk Johan. “Astaga… ada apa
ini? “ tanyaku dalam hati.
Tengah Johan menghampiriku.
“apa-aapa’an ini Sherr ? kamu mau
selingkuh di belakang aku ! jawab.” Kata pertama yang terlontar di mulut Johan,
kekasihku.
“apa maksudmu sayang, aku nggak
ngerti.”
“nih, liat ! kamu brani-braninya
foto mesra sama cowo lain tanpa sepengetahuanku.” Johan terlihat kecewa.
“aku.. a.. aku,,, gak tau. Aku Cuma,
Cuma sekedar foto biasa aja sama Riko untuk kenang-kenangan.
“kamu ga perlu jelasin apapun sama
aku. Aku benar-benar kecewa sama kamu.” Kata johann benar-benar tak percaya
pada penjelasanku.
“aku Cuma berusaha cari bantuan buat
ngembaliin uang kamu yang aku pinjam sayang. Dan Riko dating di waktu yang
tepat. Dia yang bantu aku cari uang dan
syaaratnya hanya foto” jelasku
“oh.. bagus kamu ya. Udah latian
jadi pelacur rupanya. Mulai sekarang, ga usah panggil sayang dan kita PUTUS !”
“haaaaa… aku bener-bener ga seperti
yang kamu bayangin Johan.”
Tanpa
mendengar sedikit kata-kataku, langsung saja Johan pergi meninggalkanku. Di
tengah jalannya, Cherry menghampiri Johan.
“apa yang ku bilang itu emang bener
kan Johan. Si sherrly itu Cuma mau morotin uang kamu doang. Sekarang aku udah
bisa buktiin kan” kaata Cherry.
“iya, ternyata omongan kamu ada
benarnya. Aku kecewa sama Sherrly. Dia hanya morotin uang aku dan pergi sama
cowo lain.” Jawab johan pada cherry.
“kalo gitu kamu mau ga balikan lagi
sama aku, mau ya Johan” tanya cherry pada Johan
“kenapa nggak buat cewe secantik
kamu”
Aku
yang melihat secara langsung Johan balikan sama Cherry. Sungguh mebuat hatiku
hancur dan patah yang tak bisa kembali utuh. Aku sangat menyesal. Riko hanya
menjebakku. L
Tidak ada komentar:
Posting Komentar